Saturday 31 May 2014

Makanan - Blog Makanan di Pulau Pinang - Blogger - Blog Makanan di Pulau Pinang

<b>Makanan</b> - Blog <b>Makanan</b> di <b>Pulau Pinang</b> - Blogger - Blog Makanan di Pulau Pinang


<b>Makanan</b> - Blog <b>Makanan</b> di <b>Pulau Pinang</b> - Blogger

Posted: 18 May 2014 12:11 PM PDT

PENANG, orang Malaysia mengejanya dengan ejaan keinggris-inggrisan, Peneng, atau dengan sebutan lengkapnya Pulau Pinang, terletak di pantai barat Semenanjung Malaysia. Kini tempat itu dapat ditempuh dengan jalan darat dari arah ibu kota Malaysia, Kuala Lumpur, melalui jembatan sepanjang 13 kilometer, atau dapat juga ditempuh dari Medan dengan kapal feri. Penang kini lebih dikenal sebagai kota industri dan mata pencaharian mayoritas penduduknya berhubungan dengan sektor ini. Investasi di Penang yang sangat pesat menjadikannya sebagai salah satu kota terbesar diMalaysia.

Pantai dan alamnya yang indah menjadikan Penang juga dikenal sebagai salah satu tujuan wisata utama di Malaysia. Pernah dikenal dengan julukan Pearl of the Orient, Penang bukanlah pulau asing bagi masyarakat serantau (Nusantara dan sekitarnya). Pusat kota Pulau Penang terletak di pesisir pantai yang dikenal dengan nama Georgetown. Tempat ini hingga kini masih menyisakan eksotisme kota lama, dengan arsitektur dari berbagai bangsa dan etnis.

Salah satu yang menarik adalah enklave Lebuh Aceh di jantung Georgetown, berhadapan dengan enklave Kuil Khoo Kong Si. Lebuh Aceh ini memiliki luas 66.000 kaki persegi dengan masjid sebagai penandanya. Sementara permukiman dan rumah kedai mengelilinginya sehingga membentuk perimeter block dengan masjid dan ruang terbuka di tengah-tengahnya.

Pada waktu itu orang-orang Aceh banyak sekali berdagang di Pulau Pinang, kalau bagi orang yang baharu datang seperti Teuku Nyak Putih, tidaklah akan merasa sunyi, Setelah beberapa hari Teuku Nyak Putih berada di Pulau Pinang, ia telah merasa bahawa dia bukannya sampai di satu tempat yang baharu, melainkan di salah sebuah kota besar di negeri sendiri. (Abdullah Hussain, 1984)

Sejarah masjid dan enklavenya ini berawal dari tahun 1792. Ditandai dengan kedatangan pendirinya, yaitu Tengku Syed Hussain Al-Idid, seorang bangsawan dari Aceh keturunan Arab dari Hadramaut, Yaman, yang kemudian menetap di Penang. Tengku Syed Hussain Al-Idid ini kemudian menjadi pedagang Aceh yang kaya dan sukses ketika Penang baru dibuka oleh Kapten Sir Francis Light pada akhir abad ke-18.

Dengan kekayaan yang dimilikinya, Tengku Syed Hussain Al-Idid dengan bantuan keluarga dan pengikutnya membuka kawasan di Lebuh Aceh. Dia mendirikan masjid, menara, rumah kediaman, deretan rumah kedai, Madrasah Al Quran, dan kantor perdagangan. Bagi masyarakat Aceh khususnya dan Nusantara umumnya, Penang bukanlah sebuah tempat asing. Snouck Hurgronje, ahli ilmu agama Islam yang menuliskan catatan tentang Aceh pada tahun 1892 pun menyatakan bahwa Bagi masyarakat Aceh, Penang adalah gerbang menuju dunia dalam banyak hal, terutama juga untuk memasarkan produk mereka langsung menuju Eropa.

Kejayaan masyarakat Aceh di Penang tidak terbatas hanya pada masa Tengku Syed Al-Idid, tetapi selepas kematian beliau pada pertengahan abad ke-19, perkampungan ini terus berkembang maju dan telah mencapai kegemilangannya hingga akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20. Teuku Nyak Putih, ayahanda seniman legendaris melayu P Ramlee pun adalah satu di antara banyak orang Aceh yang sukses di Penang.

Keharuman nama para pedagang Aceh di masa silam ini terpancar pula dari keindahan arsitektur masjid ini. Arsitektur Masjid Lebuh Aceh ini cukup unik karena merupakan gabungan dari gaya Moor, China, dan Klasik. Menara persegi delapan yang berada di sisi utara tepat di pintu masuknya berbentuk seakan pagoda China. Sementara gaya Moor terlihat dari lengkung dan juga plester yang menghiasi dinding dan bagian mihrab. Tiang Klasik berukuran besar tampak menghiasi beranda masjid ini yang lebih mirip seperti pendopo masjid-masjid di Sumatera dan Jawa. Sebagaimana masjid-masjid kuno di Nusantara lainnya, di belakang masjid ini berderet makam orang-orang yang berkaitan erat dengan masjid ini, termasuk Tengku Syed Al-Idid sendiri beserta kerabatnya.

Berbeda dengan masjid yang seluruh dindingnya menggunakan batu bata, kebanyakan rumah tinggal di Lebuh Aceh justru mencerminkan rumah tradisional. Bahan dinding didominasi kayu dengan pintu berdaun dan ukiran kerawang. Terdapat juga beberapa rumah bercirikan rumah tradisional kota yang menggunakan bahan batu bata di tingkat bawah dan bahan kayu di tingkat atas.

Selain masjid dan rumah tinggal, rumah-rumah kedai yang mengelilingi kawasan ini memiliki keindahan arsitektur yang menarik. Terdapat tiga gaya arsitektur di sini, yaitu arsitektur tradisional, klasik, dan straits eclectic.

Rumah kedai yang berarsitektur tradisional atau permanen awal ini berderet antara Nomor 77-81,Acheen Street. Jenis rumah kedai ini tidak mempunyai lorong kaki lima di tingkat bawah, sedangkan di tingkat atasnya terdapat jendela kayu berdaun.

Jenis rumah kedai Klasik terdapat di alamat Nomor 83-87, Acheen Street. Pengaruh arsitektur klasik tampak pada fasad bangunan seperti tiang bergaya Corinthia di tingkat bawah, pilaster, jendela lengkung, dan ukiran klasik pada dinding. Lorong kaki lima terdapat pada rumah kedai jenis ini.

Sementara arsitektur straits eclectic, yaitu arsitektur campuran berbagai bentuk yang terdapat pada masyarakat sekitar Selat Malaka seperti di Penang, Melaka, atau Singapura tampak pada rumah yang beralamat di Nomor 47-55, Acheen Street. Rumah-rumah kedai ini memiliki lorong kaki lima, tiang pendukung, dinding penghalang (party walls), serta sumur udara di dalam interiornya, sebagaimana rumah- rumah kedai pada permukiman masyarakat selat lainnya.

KOMPLEKS Masjid Lebuh Aceh dan bangunan di sekelilingnya merupakan tanah wakaf yang tidak dapat diperjualbelikan. Secara turun-temurun kawasan ini ditinggali tidak hanya oleh masyarakat Aceh di Penang, tetapi juga dari Arab, Yaman, dan Melayu sendiri. Apalagi letak Lebuh Aceh ini yang berdekatan dengan permukiman dari berbagai bangsa dan etnis. Georgetown memang dikenal sebagai kawasan majemuk yang berasal dari etnis dan agama berbeda. Semua itu hingga kini masih terpancar dari arsitektur bangunan di dalamnya.

Masjid Lebuh Aceh ini semakin istimewa karena tidak hanya berfungsi sebagai basis masyarakat Islam di Penang, namun juga menjadi Jeddah kedua bagi masyarakat serantau yang akan menunaikan ibadah haji ke Tanah Suci. Kompleks ini senantiasa dipadati jemaah sepanjang musim haji, dan bahkan hampir sepanjang tahun. Perjalanan dengan kapal laut saat itu yang memakan waktu hampir setengah tahun menjadikan kompleks masjid ini didiami pengantar jemaah haji dan selama menunggu jemaah pulang dari Tanah Suci. Begitu seterusnya hingga musim haji berikutnya tiba. Berbagai jenis perdagangan dari mulai rempah ratus, bazar makanan, percetakan buku-buku agama Islam, warung makan, hingga jasa pengurusan haji mengelilingi kesemarakan masjid ini.

Tradisi mengunjungi Masjid Lebuh Aceh sebelum pergi haji kini semakin lama semakin pudar. Keramaian suasana semakin berkurang. Kini Masjid Lebuh Aceh hanya digunakan dua kali shalat Jumat dalam sebulan bergantian dengan Masjid Kapitan Keling yang juga berada di salah satu blok kota lamaGeorgetown ini.

Keberadaannya yang semakin renta menggerakkan sejumlah pelestari warisan budaya untuk memugar masjid ini. Pada akhir dekade 1990-an masjid yang sudah berumur lebih dari 200 tahun ini dipugar dan dikonservasi sebagaimana bentuk aslinya oleh sejumlah lembaga swadaya masyarakat dan Universiti Sains Malaysia dengan dana dari pihak pemerintah bandaraya Penang. Tidak tanggung-tanggung Gubernur Aceh pada saat itu, Profesor Syamsudin Mahmud, pun turut berkunjung pada saat bangunan dipugar.

Meski demikian, kompleks enklave ini kini masih terus menjadi sengketa. Meski statusnya sebagai tanah wakaf yang tidak dapat diperjualbelikan, letaknya yang strategis di pusat kota dan tingginya nilai lahan di Georgetown ini menjadikan kompleks bangunan di sekeliling Masjid Lebuh Aceh diincar banyak pihak. Isu-isu manajemen tanah wakaf, konservasi, dan kepentingan kapital menjadi mengemuka. Permasalahan ini cukup merisaukan banyak pihak, mengingat kompleks masjid ini merupakan warisan arsitektur sekaligus saksi sejarah bangsa kita di negeri tetangga, Malaysia.

ess7p336ovlu8ovsju9tyc:v7cs9nc83/0w530w3mjmo42onje2il27-yo-27jror:9es8y

Thursday 29 May 2014

Azie Kitchen: JJCM Yang Paling Singkat ke Pulau Pinang - Blog Makanan di Pulau Pinang

Azie Kitchen: JJCM Yang Paling Singkat ke <b>Pulau Pinang</b> - Blog Makanan di Pulau Pinang


Azie Kitchen: JJCM Yang Paling Singkat ke <b>Pulau Pinang</b>

Posted: 25 May 2014 01:23 AM PDT





Memang telah lama Saya tidak ke Penang apalagi berduaan dengan hubby. Kami melakukan perjalanan singkat ke Penang untuk makan tengahari dan balik semula bermalam di Ipoh. Hubby melalui Jambatan Kedua Pulau Pinang yang masih belum dilalui oleh banyak kenderaan. Agak lengang kerana tidak banyak kenderaan di ketika itu.

Dari situ kami menuju pula ke Chowrasta untuk membeli buah pala dan mangga jeruk. Kami singgah di gerai Bakar Nordin yang berbasikal ke London suatu ketika dulu. Mereka jual jeruk jenama D'jeruk KITA yang halal. Harganya lebih murah dari jeruk Pak Ali. Memang rangup jeruk nya.







Kemudian hubby membawa saya minum di gerai menjual cucur udang yang terkenal. Memang ramai sekali pelanggan yang terdiri dari pelbagai bangsa sedang menikmati cucur udang waktu itu. Tapi kalau dah makan dalam keadaan kekenyangan tu, berapa banyak lah yang mampu dimakan. Kami hanya order 1 pinggan sahaja.







Hajat hati untuk bungkus sup Hameed terpaksa dilupakan sebab gerai belum dibuka. Kami terus balik sebelum jalan raya mulai sesak bila orang pejabat mulai balik dari pejabat menuju ke Ipoh dan check in hotel. Berakhirnya perjalanan JJCM paling singkat di Penang. Kami balik dengan melalui jambatan Pulau Pinang pertama sebagai melengkapkan perjalanan.

Sesampai di hotel, saya dan hubby makan pulak martabak Hameediyah yang memang sedap walaupun dah sejuk. Sebelah malam, seperti biasa kami keluar makan nasi goreng ikan rebus di Dataran Bandaraya Ipoh. Kebetulan terjumpa dengan kawan kawan hubby dari Prudential. Kali ini saya menambah ikan sehingga 3 ekor. Alaaa kecik jer ikan nyer. Hahaha cuba nak justify kenapa banyak ekor ikan yang dimakan lak.


Related Post - Blog Makanan di Pulau Pinang - Blogger - Blog Makanan di Pulau Pinang

Related Post - Blog <b>Makanan</b> di <b>Pulau Pinang</b> - Blogger - Blog Makanan di Pulau Pinang


Related Post - Blog <b>Makanan</b> di <b>Pulau Pinang</b> - Blogger

Posted: 22 Apr 2014 11:53 AM PDT

PENANG, orang Malaysia mengejanya dengan ejaan keinggris-inggrisan, Peneng, atau dengan sebutan lengkapnya Pulau Pinang, terletak di pantai barat Semenanjung Malaysia. Kini tempat itu dapat ditempuh dengan jalan darat dari arah ibu kota Malaysia, Kuala Lumpur, melalui jembatan sepanjang 13 kilometer, atau dapat juga ditempuh dari Medan dengan kapal feri. Penang kini lebih dikenal sebagai kota industri dan mata pencaharian mayoritas penduduknya berhubungan dengan sektor ini. Investasi di Penang yang sangat pesat menjadikannya sebagai salah satu kota terbesar diMalaysia.

Pantai dan alamnya yang indah menjadikan Penang juga dikenal sebagai salah satu tujuan wisata utama di Malaysia. Pernah dikenal dengan julukan Pearl of the Orient, Penang bukanlah pulau asing bagi masyarakat serantau (Nusantara dan sekitarnya). Pusat kota Pulau Penang terletak di pesisir pantai yang dikenal dengan nama Georgetown. Tempat ini hingga kini masih menyisakan eksotisme kota lama, dengan arsitektur dari berbagai bangsa dan etnis.

Salah satu yang menarik adalah enklave Lebuh Aceh di jantung Georgetown, berhadapan dengan enklave Kuil Khoo Kong Si. Lebuh Aceh ini memiliki luas 66.000 kaki persegi dengan masjid sebagai penandanya. Sementara permukiman dan rumah kedai mengelilinginya sehingga membentuk perimeter block dengan masjid dan ruang terbuka di tengah-tengahnya.

Pada waktu itu orang-orang Aceh banyak sekali berdagang di Pulau Pinang, kalau bagi orang yang baharu datang seperti Teuku Nyak Putih, tidaklah akan merasa sunyi, Setelah beberapa hari Teuku Nyak Putih berada di Pulau Pinang, ia telah merasa bahawa dia bukannya sampai di satu tempat yang baharu, melainkan di salah sebuah kota besar di negeri sendiri. (Abdullah Hussain, 1984)

Sejarah masjid dan enklavenya ini berawal dari tahun 1792. Ditandai dengan kedatangan pendirinya, yaitu Tengku Syed Hussain Al-Idid, seorang bangsawan dari Aceh keturunan Arab dari Hadramaut, Yaman, yang kemudian menetap di Penang. Tengku Syed Hussain Al-Idid ini kemudian menjadi pedagang Aceh yang kaya dan sukses ketika Penang baru dibuka oleh Kapten Sir Francis Light pada akhir abad ke-18.

Dengan kekayaan yang dimilikinya, Tengku Syed Hussain Al-Idid dengan bantuan keluarga dan pengikutnya membuka kawasan di Lebuh Aceh. Dia mendirikan masjid, menara, rumah kediaman, deretan rumah kedai, Madrasah Al Quran, dan kantor perdagangan. Bagi masyarakat Aceh khususnya dan Nusantara umumnya, Penang bukanlah sebuah tempat asing. Snouck Hurgronje, ahli ilmu agama Islam yang menuliskan catatan tentang Aceh pada tahun 1892 pun menyatakan bahwa Bagi masyarakat Aceh, Penang adalah gerbang menuju dunia dalam banyak hal, terutama juga untuk memasarkan produk mereka langsung menuju Eropa.

Kejayaan masyarakat Aceh di Penang tidak terbatas hanya pada masa Tengku Syed Al-Idid, tetapi selepas kematian beliau pada pertengahan abad ke-19, perkampungan ini terus berkembang maju dan telah mencapai kegemilangannya hingga akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20. Teuku Nyak Putih, ayahanda seniman legendaris melayu P Ramlee pun adalah satu di antara banyak orang Aceh yang sukses di Penang.

Keharuman nama para pedagang Aceh di masa silam ini terpancar pula dari keindahan arsitektur masjid ini. Arsitektur Masjid Lebuh Aceh ini cukup unik karena merupakan gabungan dari gaya Moor, China, dan Klasik. Menara persegi delapan yang berada di sisi utara tepat di pintu masuknya berbentuk seakan pagoda China. Sementara gaya Moor terlihat dari lengkung dan juga plester yang menghiasi dinding dan bagian mihrab. Tiang Klasik berukuran besar tampak menghiasi beranda masjid ini yang lebih mirip seperti pendopo masjid-masjid di Sumatera dan Jawa. Sebagaimana masjid-masjid kuno di Nusantara lainnya, di belakang masjid ini berderet makam orang-orang yang berkaitan erat dengan masjid ini, termasuk Tengku Syed Al-Idid sendiri beserta kerabatnya.

Berbeda dengan masjid yang seluruh dindingnya menggunakan batu bata, kebanyakan rumah tinggal di Lebuh Aceh justru mencerminkan rumah tradisional. Bahan dinding didominasi kayu dengan pintu berdaun dan ukiran kerawang. Terdapat juga beberapa rumah bercirikan rumah tradisional kota yang menggunakan bahan batu bata di tingkat bawah dan bahan kayu di tingkat atas.

Selain masjid dan rumah tinggal, rumah-rumah kedai yang mengelilingi kawasan ini memiliki keindahan arsitektur yang menarik. Terdapat tiga gaya arsitektur di sini, yaitu arsitektur tradisional, klasik, dan straits eclectic.

Rumah kedai yang berarsitektur tradisional atau permanen awal ini berderet antara Nomor 77-81,Acheen Street. Jenis rumah kedai ini tidak mempunyai lorong kaki lima di tingkat bawah, sedangkan di tingkat atasnya terdapat jendela kayu berdaun.

Jenis rumah kedai Klasik terdapat di alamat Nomor 83-87, Acheen Street. Pengaruh arsitektur klasik tampak pada fasad bangunan seperti tiang bergaya Corinthia di tingkat bawah, pilaster, jendela lengkung, dan ukiran klasik pada dinding. Lorong kaki lima terdapat pada rumah kedai jenis ini.

Sementara arsitektur straits eclectic, yaitu arsitektur campuran berbagai bentuk yang terdapat pada masyarakat sekitar Selat Malaka seperti di Penang, Melaka, atau Singapura tampak pada rumah yang beralamat di Nomor 47-55, Acheen Street. Rumah-rumah kedai ini memiliki lorong kaki lima, tiang pendukung, dinding penghalang (party walls), serta sumur udara di dalam interiornya, sebagaimana rumah- rumah kedai pada permukiman masyarakat selat lainnya.

KOMPLEKS Masjid Lebuh Aceh dan bangunan di sekelilingnya merupakan tanah wakaf yang tidak dapat diperjualbelikan. Secara turun-temurun kawasan ini ditinggali tidak hanya oleh masyarakat Aceh di Penang, tetapi juga dari Arab, Yaman, dan Melayu sendiri. Apalagi letak Lebuh Aceh ini yang berdekatan dengan permukiman dari berbagai bangsa dan etnis. Georgetown memang dikenal sebagai kawasan majemuk yang berasal dari etnis dan agama berbeda. Semua itu hingga kini masih terpancar dari arsitektur bangunan di dalamnya.

Masjid Lebuh Aceh ini semakin istimewa karena tidak hanya berfungsi sebagai basis masyarakat Islam di Penang, namun juga menjadi Jeddah kedua bagi masyarakat serantau yang akan menunaikan ibadah haji ke Tanah Suci. Kompleks ini senantiasa dipadati jemaah sepanjang musim haji, dan bahkan hampir sepanjang tahun. Perjalanan dengan kapal laut saat itu yang memakan waktu hampir setengah tahun menjadikan kompleks masjid ini didiami pengantar jemaah haji dan selama menunggu jemaah pulang dari Tanah Suci. Begitu seterusnya hingga musim haji berikutnya tiba. Berbagai jenis perdagangan dari mulai rempah ratus, bazar makanan, percetakan buku-buku agama Islam, warung makan, hingga jasa pengurusan haji mengelilingi kesemarakan masjid ini.

Tradisi mengunjungi Masjid Lebuh Aceh sebelum pergi haji kini semakin lama semakin pudar. Keramaian suasana semakin berkurang. Kini Masjid Lebuh Aceh hanya digunakan dua kali shalat Jumat dalam sebulan bergantian dengan Masjid Kapitan Keling yang juga berada di salah satu blok kota lamaGeorgetown ini.

Keberadaannya yang semakin renta menggerakkan sejumlah pelestari warisan budaya untuk memugar masjid ini. Pada akhir dekade 1990-an masjid yang sudah berumur lebih dari 200 tahun ini dipugar dan dikonservasi sebagaimana bentuk aslinya oleh sejumlah lembaga swadaya masyarakat dan Universiti Sains Malaysia dengan dana dari pihak pemerintah bandaraya Penang. Tidak tanggung-tanggung Gubernur Aceh pada saat itu, Profesor Syamsudin Mahmud, pun turut berkunjung pada saat bangunan dipugar.

Meski demikian, kompleks enklave ini kini masih terus menjadi sengketa. Meski statusnya sebagai tanah wakaf yang tidak dapat diperjualbelikan, letaknya yang strategis di pusat kota dan tingginya nilai lahan di Georgetown ini menjadikan kompleks bangunan di sekeliling Masjid Lebuh Aceh diincar banyak pihak. Isu-isu manajemen tanah wakaf, konservasi, dan kepentingan kapital menjadi mengemuka. Permasalahan ini cukup merisaukan banyak pihak, mengingat kompleks masjid ini merupakan warisan arsitektur sekaligus saksi sejarah bangsa kita di negeri tetangga, Malaysia.

ess7p336ovlu8ovsju9tyc:v7cs9nc83/0w530w3mjmo42onje2il27-yo-27jror:9es8y

urutam <b>tradisional</b> batin untuk lelaki perkasa di <b>pulau pinang</b> <b>...</b>

Posted: 25 May 2014 11:18 AM PDT

Description

Usah membiarkan diri anda dibelenggu akibat lemah tenaga shawat.usah membiarkan pasangan anda resah ranjang akibat
muntah terlalu cepat atau kekurangan ransangan dan ketegangan.

saya menawarkan khidmat bekam dan urutan shawat khas buat lelaki yang bermasaalah untuk menagani masalah diatas.

pakej 3 malam urutan dengan harga yang berpatutan khas di dalam kawasan Pulau Pinang sahaja.

perkhidmatan adalah berdasarkan temujanji.

dikendalikan oleh terapis urutan lelaki yang perpengalaman
lebih 7 tahun dalam bidang terapi secara profesional dan beretika.

utuk temujanji
rahimaz1@hotmail.com
call brahim 012-5732456

Wednesday 28 May 2014

12b) Makanan pelik di Putrajaya - Blog Makanan di Sarawak - Blogger - Blog Makanan di Pulau Pinang

12b) <b>Makanan pelik</b> di Putrajaya - Blog Makanan di Sarawak - Blogger - Blog Makanan di Pulau Pinang


12b) <b>Makanan pelik</b> di Putrajaya - Blog Makanan di Sarawak - Blogger

Posted: 14 Feb 2014 09:27 PM PST

attractionI am going to take you to a country which is full of islands. Any guess? Yes, you are right. It's Malaysia. There are878 islands in Malaysia. This country is known for its stunning sights and attractions. We are going to explore its astounding natural beauty that magnetizes vacationers/ tourists or visitors attraction. It's a country of exclusive culture and tradition. It's one of the best places on the globe with delicious cuisine and hospitable people. Kuala Lumpur is its capital with charming iconic Petronas Twin Towers.  Malaysia has many offshore geographical places. There would be around 510 which include ridges, sandbank and rocks. It's a multicultural state with many festivals and celebrations. Tour to Malaysia, is really a unique and pleasant experience.

There're lots of choices to stay in Malaysia, so it's tough to decide where to stay?

Mid-range hotels and 5 stars hotels with Chinese, Indian or Malaysian traditional cuisine and cozy rooms are easily available for vacationers/visitors anywhere in cities. You can enjoy luxury hotels or resorts located on islands. Accommodation is so cheap in Malaysia, you can easily get a room for $ 3 to $ 9 USD/night. Private rooms are available for $ 11 to $ 20 USD/night. You can camp in Taman Negara and can save lodgings cost.

Anyways, here're some suggestions.

Lone Pine Hotel, located Batu Ferringhi, Penang Island, posses welcoming staff, stunning swimming pool, lip-smacking food, and calm atmosphere with beautiful sea views. You can get a huge variety of cocktails in bar corner.

Golden Sands Resort by Shangri-La, located on Batu Ferringhi beach, Penang Island, is a fantastic family resort, offers services such as water sports, tennis court, delicious food, pools, cozy rooms, hospitable staff and family entertainment center. Its cuisine includes Bar & Grill pizzas and seafood, tea/coffee, snacks, pastries.

where to stay

Mandarin Oriental, Kuala Lumpur, in Kuala Lumpur City Centre, is a fantastic hotel with superb services. Welcoming staff, comfortable rooms, suspended pool and delicious Malaysian food make it more worthy staying.

Tanjong Jara Resort, located on Batu, Dungun, is one of the top 25 hotels in Malaysia, offers services such as Spa village, Pools, tennis court, delicious dining out, air-conditioned rooms, seafood and bar. You can spend a relaxing morning with coffee and newspaper on the beach.

Berjaya Tioman Resort, located in Pulau Tioman, is a traditional Malay style resort, offers services like pools, golf, tennis court, spa, coffee, snacks, global drinks, tasty food, air-conditioning cozy rooms and water sports including diving, fishing, snorkelling etc.

The Majestic Hotel, Majestic Malacca, Cameron Highlands Resort and Sama-Sama Hotel, in Kuala Lumpur, Holiday Villa Beach Resort & Spa and Four Seasons Resort in Langkawi, Miri Marriot Resort & Spa, Mega Hotel, Grand Palace Hotel and Imperial Palace Hotel in Miri, Seven Terraces, Yeng Keng Hotel, Museum Hotel and Hotel Panega are also wonderful places to stay in Malaysia. 

As far as meal is concerned, you can have it in restaurants, western hotels , cooking own when living in camping or as a street meal and just have to pay $1 to $3 USD /head for street meal, $4 to $6 USD/head in restaurants while western food is a bit expensive. Malaysia is a Muslim country that's why drinks are expensive here. Anyways, here are some suggestions of restaurants for you.

Dining in the Dark, located on Changkat Bukit Bintang, Kuala Lumpur, is an amazing restaurant deeply into darkness and offers delicious food including soups, desserts etc.

Malaysian-Food-2

Black Forest, located on Changkat Bukit Bintang, Kuala Lumpur, offers German cuisine.

Kebaya, located on Stewart Lane, Georgetown, Penang Island, offers good services and food.

Living Room Cafe Bar & Gallery, located on Batu Ferringhi, Penang Island, is a good place for families, lovebirds, special occasion or groups. You can enjoy Bar, Asian and Eclectic cuisine here until late night.

Top Spot Food Court, located Bukit Mata Kuching, Kuching is a family restaurant, offers best seafood and opens until late night.

Jambu Restaurant and Lounge, located on Crookshank Road, Kuching is a restaurant offers best pasta in town. It also deals with Bistro, Bar for cocktails and Tapas etc.

Black bean, The Heritage, Tribal Stove and Bella Italia are also superb restaurants in Kuching with the fantastic setting near river.

La Casa Kuantan, Crocodile Rock Pizza & Grill Restaurant, Satay Zul, and Dallah Restaurant in Kuantan offer great services with superb cuisine.

Malaysia is a country with many attractions or points of interests and more exciting thing is those are quite cheap. Here're some suggestions, and you must visit those places once you are in Malaysia.

Birch Memorial Clock Tower, located in one of the biggest cities of Malaysia named "Ipoh". Here're plenty of attention-grabbing sights such as museums, temples and historical buildings.

attraction

Galeria Perdana, Rice Museum, and  Padi Langkawi, in Langkawi, are amazing places with precious stuff and collection, to visit. Langkawi is a beautiful island with lovely beaches and plenty of interesting sights. Ave Stella Maris Catholic Chapel is a beautiful church. Langkawi Wildlife Park and Underwater World are educational and exciting places with lots of fun.

The Islamic city "Kota Bharu" is a great city with royal places, museums, and plenty of other eye-catching sights.

Taman Negara National Park is a beautiful park in oldest rainforest Taman Negara. It's a place with lots of activities like trekking, safaris, and canopy walks.

activities

Islamic Art Museum, Petronas Twin Towers, Putrajaya Bridge, Petrosains Science Discovery Centre, Kuala Lumpur Bird Park, Thean Hou Temple, and Lake Garden Parks are some suggested amazing places to visit in Kuala Lumpur.

Mount Kinabalu National Park, is the best choice for hiking, this Park is full of fun and will never disappoint you on your visit.

Malaysia is a land of festivals and celebrations as multicultural people exist here. Tourists or vacationers can enjoy these festivals almost every month of the year. Here are some suggestions for our visitors.

Tamil Community celebrates festival named "Thaipusam". It's a unique festival that is worth seeing. It can be best observed at Batu Caves in Selangor or Penang, in Januanry.

Chinese New Year is celebrated in February and last for 15 days. You can enjoy lion dances, fireworks, and delicious Chinese meal.

In April, Good Friday and Malaysia Water Festival are celebrated.

Wesak Day, and Harvest Festival are celebrated in May.

June is a month with amazing festivals like Hari Gawai and Dragon Boat Festivals.

July and August are the months with festivals such as the Rainforest World Music Festival, Independence day, Hari Raya Aidilfitri, Hungry Ghost Festival.

September becomes more colorful with Malaysia Day and Mid-Autumn Festival.

Hari Raya Haji, Deepavali Festivals of Lights, and Christmas are celebrated in October, November and December.

Malaysia is not less than a heaven for shopaholics. Super international brands have covered Malaysian market and have luxury stores here. Sales at shopping mall attract many tourists every year. Mega Sales held on Christmas and Independence Day and last up to two months.

Utama, BB Plaza, Fahrenheit88, Lot10, Plaza Low Yat, Suria KLCC and Sogo are some remarkable shopping malls in Kuala Lumpur.

shopping3

ICT@Komtar, Island Plaza, Midlands One Stop, Plaza Gurney, Prangin Mall, Queensbay Mall and Straits Quay are some suggested shopping centers in Penang.

Langkawi Fair is a beautiful place for a shop in Langkawi.

Malaysia is a country with beaches. Therefore, beach holidays can be enjoyed all around the year. Summer season is mild, and usually climate is pleasant in Malaysia so you can visit it in all seasons. Anyhow, December and January are two peak tourists' seasons.  From June until August is also a good time to enjoy beaches activities.

when to fly

I assure you, your vacations to this country holding natural beauty, would be a treasured and unforgettable experience.

Tuesday 27 May 2014

Blog Makanan di Pulau Pinang - Blogger - Blog Makanan di ... - Blog Makanan di Pulau Pinang

Blog <b><b>Makanan di Pulau Pinang</b></b> - Blogger - Blog Makanan di <b>...</b> - Blog Makanan di Pulau Pinang


Blog <b><b>Makanan di Pulau Pinang</b></b> - Blogger - Blog Makanan di <b>...</b>

Posted: 19 May 2014 08:35 PM PDT

attractionI am going to take you to a country which is full of islands. Any guess? Yes, you are right. It's Malaysia. There are878 islands in Malaysia. This country is known for its stunning sights and attractions. We are going to explore its astounding natural beauty that magnetizes vacationers/ tourists or visitors attraction. It's a country of exclusive culture and tradition. It's one of the best places on the globe with delicious cuisine and hospitable people. Kuala Lumpur is its capital with charming iconic Petronas Twin Towers.  Malaysia has many offshore geographical places. There would be around 510 which include ridges, sandbank and rocks. It's a multicultural state with many festivals and celebrations. Tour to Malaysia, is really a unique and pleasant experience.

There're lots of choices to stay in Malaysia, so it's tough to decide where to stay?

Mid-range hotels and 5 stars hotels with Chinese, Indian or Malaysian traditional cuisine and cozy rooms are easily available for vacationers/visitors anywhere in cities. You can enjoy luxury hotels or resorts located on islands. Accommodation is so cheap in Malaysia, you can easily get a room for $ 3 to $ 9 USD/night. Private rooms are available for $ 11 to $ 20 USD/night. You can camp in Taman Negara and can save lodgings cost.

Anyways, here're some suggestions.

Lone Pine Hotel, located Batu Ferringhi, Penang Island, posses welcoming staff, stunning swimming pool, lip-smacking food, and calm atmosphere with beautiful sea views. You can get a huge variety of cocktails in bar corner.

Golden Sands Resort by Shangri-La, located on Batu Ferringhi beach, Penang Island, is a fantastic family resort, offers services such as water sports, tennis court, delicious food, pools, cozy rooms, hospitable staff and family entertainment center. Its cuisine includes Bar & Grill pizzas and seafood, tea/coffee, snacks, pastries.

where to stay

Mandarin Oriental, Kuala Lumpur, in Kuala Lumpur City Centre, is a fantastic hotel with superb services. Welcoming staff, comfortable rooms, suspended pool and delicious Malaysian food make it more worthy staying.

Tanjong Jara Resort, located on Batu, Dungun, is one of the top 25 hotels in Malaysia, offers services such as Spa village, Pools, tennis court, delicious dining out, air-conditioned rooms, seafood and bar. You can spend a relaxing morning with coffee and newspaper on the beach.

Berjaya Tioman Resort, located in Pulau Tioman, is a traditional Malay style resort, offers services like pools, golf, tennis court, spa, coffee, snacks, global drinks, tasty food, air-conditioning cozy rooms and water sports including diving, fishing, snorkelling etc.

The Majestic Hotel, Majestic Malacca, Cameron Highlands Resort and Sama-Sama Hotel, in Kuala Lumpur, Holiday Villa Beach Resort & Spa and Four Seasons Resort in Langkawi, Miri Marriot Resort & Spa, Mega Hotel, Grand Palace Hotel and Imperial Palace Hotel in Miri, Seven Terraces, Yeng Keng Hotel, Museum Hotel and Hotel Panega are also wonderful places to stay in Malaysia. 

As far as meal is concerned, you can have it in restaurants, western hotels , cooking own when living in camping or as a street meal and just have to pay $1 to $3 USD /head for street meal, $4 to $6 USD/head in restaurants while western food is a bit expensive. Malaysia is a Muslim country that's why drinks are expensive here. Anyways, here are some suggestions of restaurants for you.

Dining in the Dark, located on Changkat Bukit Bintang, Kuala Lumpur, is an amazing restaurant deeply into darkness and offers delicious food including soups, desserts etc.

Malaysian-Food-2

Black Forest, located on Changkat Bukit Bintang, Kuala Lumpur, offers German cuisine.

Kebaya, located on Stewart Lane, Georgetown, Penang Island, offers good services and food.

Living Room Cafe Bar & Gallery, located on Batu Ferringhi, Penang Island, is a good place for families, lovebirds, special occasion or groups. You can enjoy Bar, Asian and Eclectic cuisine here until late night.

Top Spot Food Court, located Bukit Mata Kuching, Kuching is a family restaurant, offers best seafood and opens until late night.

Jambu Restaurant and Lounge, located on Crookshank Road, Kuching is a restaurant offers best pasta in town. It also deals with Bistro, Bar for cocktails and Tapas etc.

Black bean, The Heritage, Tribal Stove and Bella Italia are also superb restaurants in Kuching with the fantastic setting near river.

La Casa Kuantan, Crocodile Rock Pizza & Grill Restaurant, Satay Zul, and Dallah Restaurant in Kuantan offer great services with superb cuisine.

Malaysia is a country with many attractions or points of interests and more exciting thing is those are quite cheap. Here're some suggestions, and you must visit those places once you are in Malaysia.

Birch Memorial Clock Tower, located in one of the biggest cities of Malaysia named "Ipoh". Here're plenty of attention-grabbing sights such as museums, temples and historical buildings.

attraction

Galeria Perdana, Rice Museum, and  Padi Langkawi, in Langkawi, are amazing places with precious stuff and collection, to visit. Langkawi is a beautiful island with lovely beaches and plenty of interesting sights. Ave Stella Maris Catholic Chapel is a beautiful church. Langkawi Wildlife Park and Underwater World are educational and exciting places with lots of fun.

The Islamic city "Kota Bharu" is a great city with royal places, museums, and plenty of other eye-catching sights.

Taman Negara National Park is a beautiful park in oldest rainforest Taman Negara. It's a place with lots of activities like trekking, safaris, and canopy walks.

activities

Islamic Art Museum, Petronas Twin Towers, Putrajaya Bridge, Petrosains Science Discovery Centre, Kuala Lumpur Bird Park, Thean Hou Temple, and Lake Garden Parks are some suggested amazing places to visit in Kuala Lumpur.

Mount Kinabalu National Park, is the best choice for hiking, this Park is full of fun and will never disappoint you on your visit.

Malaysia is a land of festivals and celebrations as multicultural people exist here. Tourists or vacationers can enjoy these festivals almost every month of the year. Here are some suggestions for our visitors.

Tamil Community celebrates festival named "Thaipusam". It's a unique festival that is worth seeing. It can be best observed at Batu Caves in Selangor or Penang, in Januanry.

Chinese New Year is celebrated in February and last for 15 days. You can enjoy lion dances, fireworks, and delicious Chinese meal.

In April, Good Friday and Malaysia Water Festival are celebrated.

Wesak Day, and Harvest Festival are celebrated in May.

June is a month with amazing festivals like Hari Gawai and Dragon Boat Festivals.

July and August are the months with festivals such as the Rainforest World Music Festival, Independence day, Hari Raya Aidilfitri, Hungry Ghost Festival.

September becomes more colorful with Malaysia Day and Mid-Autumn Festival.

Hari Raya Haji, Deepavali Festivals of Lights, and Christmas are celebrated in October, November and December.

Malaysia is not less than a heaven for shopaholics. Super international brands have covered Malaysian market and have luxury stores here. Sales at shopping mall attract many tourists every year. Mega Sales held on Christmas and Independence Day and last up to two months.

Utama, BB Plaza, Fahrenheit88, Lot10, Plaza Low Yat, Suria KLCC and Sogo are some remarkable shopping malls in Kuala Lumpur.

shopping3

ICT@Komtar, Island Plaza, Midlands One Stop, Plaza Gurney, Prangin Mall, Queensbay Mall and Straits Quay are some suggested shopping centers in Penang.

Langkawi Fair is a beautiful place for a shop in Langkawi.

Malaysia is a country with beaches. Therefore, beach holidays can be enjoyed all around the year. Summer season is mild, and usually climate is pleasant in Malaysia so you can visit it in all seasons. Anyhow, December and January are two peak tourists' seasons.  From June until August is also a good time to enjoy beaches activities.

when to fly

I assure you, your vacations to this country holding natural beauty, would be a treasured and unforgettable experience.

Makanan - Blog <b>Makanan di Pulau Pinang</b> - Blogger

Posted: 22 Mar 2014 09:13 PM PDT

PENANG, orang Malaysia mengejanya dengan ejaan keinggris-inggrisan, Peneng, atau dengan sebutan lengkapnya Pulau Pinang, terletak di pantai barat Semenanjung Malaysia. Kini tempat itu dapat ditempuh dengan jalan darat dari arah ibu kota Malaysia, Kuala Lumpur, melalui jembatan sepanjang 13 kilometer, atau dapat juga ditempuh dari Medan dengan kapal feri. Penang kini lebih dikenal sebagai kota industri dan mata pencaharian mayoritas penduduknya berhubungan dengan sektor ini. Investasi di Penang yang sangat pesat menjadikannya sebagai salah satu kota terbesar diMalaysia.

Pantai dan alamnya yang indah menjadikan Penang juga dikenal sebagai salah satu tujuan wisata utama di Malaysia. Pernah dikenal dengan julukan Pearl of the Orient, Penang bukanlah pulau asing bagi masyarakat serantau (Nusantara dan sekitarnya). Pusat kota Pulau Penang terletak di pesisir pantai yang dikenal dengan nama Georgetown. Tempat ini hingga kini masih menyisakan eksotisme kota lama, dengan arsitektur dari berbagai bangsa dan etnis.

Salah satu yang menarik adalah enklave Lebuh Aceh di jantung Georgetown, berhadapan dengan enklave Kuil Khoo Kong Si. Lebuh Aceh ini memiliki luas 66.000 kaki persegi dengan masjid sebagai penandanya. Sementara permukiman dan rumah kedai mengelilinginya sehingga membentuk perimeter block dengan masjid dan ruang terbuka di tengah-tengahnya.

Pada waktu itu orang-orang Aceh banyak sekali berdagang di Pulau Pinang, kalau bagi orang yang baharu datang seperti Teuku Nyak Putih, tidaklah akan merasa sunyi, Setelah beberapa hari Teuku Nyak Putih berada di Pulau Pinang, ia telah merasa bahawa dia bukannya sampai di satu tempat yang baharu, melainkan di salah sebuah kota besar di negeri sendiri. (Abdullah Hussain, 1984)

Sejarah masjid dan enklavenya ini berawal dari tahun 1792. Ditandai dengan kedatangan pendirinya, yaitu Tengku Syed Hussain Al-Idid, seorang bangsawan dari Aceh keturunan Arab dari Hadramaut, Yaman, yang kemudian menetap di Penang. Tengku Syed Hussain Al-Idid ini kemudian menjadi pedagang Aceh yang kaya dan sukses ketika Penang baru dibuka oleh Kapten Sir Francis Light pada akhir abad ke-18.

Dengan kekayaan yang dimilikinya, Tengku Syed Hussain Al-Idid dengan bantuan keluarga dan pengikutnya membuka kawasan di Lebuh Aceh. Dia mendirikan masjid, menara, rumah kediaman, deretan rumah kedai, Madrasah Al Quran, dan kantor perdagangan. Bagi masyarakat Aceh khususnya dan Nusantara umumnya, Penang bukanlah sebuah tempat asing. Snouck Hurgronje, ahli ilmu agama Islam yang menuliskan catatan tentang Aceh pada tahun 1892 pun menyatakan bahwa Bagi masyarakat Aceh, Penang adalah gerbang menuju dunia dalam banyak hal, terutama juga untuk memasarkan produk mereka langsung menuju Eropa.

Kejayaan masyarakat Aceh di Penang tidak terbatas hanya pada masa Tengku Syed Al-Idid, tetapi selepas kematian beliau pada pertengahan abad ke-19, perkampungan ini terus berkembang maju dan telah mencapai kegemilangannya hingga akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20. Teuku Nyak Putih, ayahanda seniman legendaris melayu P Ramlee pun adalah satu di antara banyak orang Aceh yang sukses di Penang.

Keharuman nama para pedagang Aceh di masa silam ini terpancar pula dari keindahan arsitektur masjid ini. Arsitektur Masjid Lebuh Aceh ini cukup unik karena merupakan gabungan dari gaya Moor, China, dan Klasik. Menara persegi delapan yang berada di sisi utara tepat di pintu masuknya berbentuk seakan pagoda China. Sementara gaya Moor terlihat dari lengkung dan juga plester yang menghiasi dinding dan bagian mihrab. Tiang Klasik berukuran besar tampak menghiasi beranda masjid ini yang lebih mirip seperti pendopo masjid-masjid di Sumatera dan Jawa. Sebagaimana masjid-masjid kuno di Nusantara lainnya, di belakang masjid ini berderet makam orang-orang yang berkaitan erat dengan masjid ini, termasuk Tengku Syed Al-Idid sendiri beserta kerabatnya.

Berbeda dengan masjid yang seluruh dindingnya menggunakan batu bata, kebanyakan rumah tinggal di Lebuh Aceh justru mencerminkan rumah tradisional. Bahan dinding didominasi kayu dengan pintu berdaun dan ukiran kerawang. Terdapat juga beberapa rumah bercirikan rumah tradisional kota yang menggunakan bahan batu bata di tingkat bawah dan bahan kayu di tingkat atas.

Selain masjid dan rumah tinggal, rumah-rumah kedai yang mengelilingi kawasan ini memiliki keindahan arsitektur yang menarik. Terdapat tiga gaya arsitektur di sini, yaitu arsitektur tradisional, klasik, dan straits eclectic.

Rumah kedai yang berarsitektur tradisional atau permanen awal ini berderet antara Nomor 77-81,Acheen Street. Jenis rumah kedai ini tidak mempunyai lorong kaki lima di tingkat bawah, sedangkan di tingkat atasnya terdapat jendela kayu berdaun.

Jenis rumah kedai Klasik terdapat di alamat Nomor 83-87, Acheen Street. Pengaruh arsitektur klasik tampak pada fasad bangunan seperti tiang bergaya Corinthia di tingkat bawah, pilaster, jendela lengkung, dan ukiran klasik pada dinding. Lorong kaki lima terdapat pada rumah kedai jenis ini.

Sementara arsitektur straits eclectic, yaitu arsitektur campuran berbagai bentuk yang terdapat pada masyarakat sekitar Selat Malaka seperti di Penang, Melaka, atau Singapura tampak pada rumah yang beralamat di Nomor 47-55, Acheen Street. Rumah-rumah kedai ini memiliki lorong kaki lima, tiang pendukung, dinding penghalang (party walls), serta sumur udara di dalam interiornya, sebagaimana rumah- rumah kedai pada permukiman masyarakat selat lainnya.

KOMPLEKS Masjid Lebuh Aceh dan bangunan di sekelilingnya merupakan tanah wakaf yang tidak dapat diperjualbelikan. Secara turun-temurun kawasan ini ditinggali tidak hanya oleh masyarakat Aceh di Penang, tetapi juga dari Arab, Yaman, dan Melayu sendiri. Apalagi letak Lebuh Aceh ini yang berdekatan dengan permukiman dari berbagai bangsa dan etnis. Georgetown memang dikenal sebagai kawasan majemuk yang berasal dari etnis dan agama berbeda. Semua itu hingga kini masih terpancar dari arsitektur bangunan di dalamnya.

Masjid Lebuh Aceh ini semakin istimewa karena tidak hanya berfungsi sebagai basis masyarakat Islam di Penang, namun juga menjadi Jeddah kedua bagi masyarakat serantau yang akan menunaikan ibadah haji ke Tanah Suci. Kompleks ini senantiasa dipadati jemaah sepanjang musim haji, dan bahkan hampir sepanjang tahun. Perjalanan dengan kapal laut saat itu yang memakan waktu hampir setengah tahun menjadikan kompleks masjid ini didiami pengantar jemaah haji dan selama menunggu jemaah pulang dari Tanah Suci. Begitu seterusnya hingga musim haji berikutnya tiba. Berbagai jenis perdagangan dari mulai rempah ratus, bazar makanan, percetakan buku-buku agama Islam, warung makan, hingga jasa pengurusan haji mengelilingi kesemarakan masjid ini.

Tradisi mengunjungi Masjid Lebuh Aceh sebelum pergi haji kini semakin lama semakin pudar. Keramaian suasana semakin berkurang. Kini Masjid Lebuh Aceh hanya digunakan dua kali shalat Jumat dalam sebulan bergantian dengan Masjid Kapitan Keling yang juga berada di salah satu blok kota lamaGeorgetown ini.

Keberadaannya yang semakin renta menggerakkan sejumlah pelestari warisan budaya untuk memugar masjid ini. Pada akhir dekade 1990-an masjid yang sudah berumur lebih dari 200 tahun ini dipugar dan dikonservasi sebagaimana bentuk aslinya oleh sejumlah lembaga swadaya masyarakat dan Universiti Sains Malaysia dengan dana dari pihak pemerintah bandaraya Penang. Tidak tanggung-tanggung Gubernur Aceh pada saat itu, Profesor Syamsudin Mahmud, pun turut berkunjung pada saat bangunan dipugar.

Meski demikian, kompleks enklave ini kini masih terus menjadi sengketa. Meski statusnya sebagai tanah wakaf yang tidak dapat diperjualbelikan, letaknya yang strategis di pusat kota dan tingginya nilai lahan di Georgetown ini menjadikan kompleks bangunan di sekeliling Masjid Lebuh Aceh diincar banyak pihak. Isu-isu manajemen tanah wakaf, konservasi, dan kepentingan kapital menjadi mengemuka. Permasalahan ini cukup merisaukan banyak pihak, mengingat kompleks masjid ini merupakan warisan arsitektur sekaligus saksi sejarah bangsa kita di negeri tetangga, Malaysia.

ess7p336ovlu8ovsju9tyc:v7cs9nc83/0w530w3mjmo42onje2il27-yo-27jror:9es8y

Post Popular